itusudah.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin, telah menekankan bahwa Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah salah satu sektor pendidikan yang membutuhkan perhatian khusus. Perhatian yang diacu oleh Salehuddin berkaitan dengan kesenjangan antara jumlah tenaga pendidik dan peserta didik, di mana satu orang tenaga pendidik seharusnya mengajar hingga maksimal lima orang peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Berdasarkan data yang diperoleh oleh media ini, setidaknya di Kalimantan Timur (Kaltim), terdapat 34 SLB, dengan 11 di antaranya berstatus negeri dan 23 lainnya berstatus swasta. Jumlah tenaga pendidik SLB, baik negeri maupun swasta, mencapai 380 orang, sementara total jumlah siswa mencapai 2.507 orang.
Salehuddin mengungkapkan bahwa persoalan utama yang dihadapi SLB di Kaltim saat ini adalah kekurangan guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa. Padahal, guru-guru dengan kompetensi khusus ini sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan yang sesuai bagi siswa berkebutuhan khusus.
“Ide kami adalah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk membentuk kerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) guna membuka Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa. Hal ini karena di Kaltim saat ini belum terdapat kampus yang menyelenggarakan Prodi tersebut,” ungkap Salehuddin.
Lebih lanjut, Salehuddin juga menjelaskan bahwa beberapa kabupaten dan kota di Kaltim telah meminta penambahan guru dan rombongan belajar (rombel) untuk SLB. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi Kaltim untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
“Kami telah menerima informasi bahwa beberapa kabupaten dan kota membutuhkan tambahan guru dan rombel untuk SLB. Ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Provinsi Kaltim untuk memastikan kebutuhan tersebut terpenuhi,” tambahnya.(adv)