Fuad Fakhruddin Kritisi Pemotongan Drastis Anggaran Beasiswa Kaltim 2024

 Advertorial

itusudah.com

Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) dari Fraksi Gerindra, Fuad Fakhruddin, menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan pengurangan anggaran Beasiswa Kalimantan Timur (BKT) tahun 2024. Anggaran beasiswa tersebut dipangkas hingga 60 persen dibandingkan anggaran tahun sebelumnya. Dari total APBD 2024, anggaran beasiswa tercatat hanya sebesar Rp 200 miliar, atau sekitar 40 persen dari total tahun lalu, dengan tambahan Rp 20 miliar dari APBD Perubahan, sehingga total anggaran menjadi Rp 220 miliar. Menurutnya, angka ini masih jauh di bawah kebutuhan pendidikan di wilayah Kaltim.

Fuad menekankan bahwa pemotongan anggaran ini akan berdampak besar pada jumlah penerima beasiswa, yang diperkirakan turun menjadi hanya 47 ribu mahasiswa, termasuk sekitar 20 ribu mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah. “Jumlah penerima beasiswa akan berkurang drastis, dan sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa yang berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah,” ujar Fuad.

Meskipun hingga saat ini Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum terbentuk, Fuad berkomitmen untuk memperjuangkan pengembalian anggaran ini. Baginya, pendidikan adalah prioritas utama yang seharusnya tidak dikorbankan. “Kami tidak akan tinggal diam. Kami akan mencari tahu alasan di balik kebijakan pemotongan ini dan berusaha untuk membalikkan situasi,” tegasnya.

Sebagai mantan anggota DPRD Kota Samarinda, Fuad menilai pendidikan sebagai pondasi utama dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas demi kemajuan daerah. Ia khawatir pemotongan anggaran ini akan mengurangi akses masyarakat, terutama dari kalangan kurang mampu, terhadap pendidikan yang lebih tinggi.

Fuad juga menegaskan bahwa kualitas SDM yang baik adalah indikator utama kemajuan daerah. Tanpa dukungan pendidikan yang memadai, Kaltim akan sulit berkembang dan bersaing dengan daerah lain. Atas dasar itu, ia meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mempertimbangkan kembali alokasi anggaran pendidikan.

“Saya pikir SDM yang kuat adalah indikator kemajuan daerah. Tanpa dukungan terhadap pendidikan, bagaimana kita bisa memajukan Kaltim ke depannya? Tentu ini menjadi perhatian serius saya,” pungkasnya. adv

Author: 

Related Posts