Tantangan Ketersediaan Daging Sapi di Kalimantan Timur dan Upaya Pembenahan Program

 Advertorial

itusudah.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur (Kaltim) memproyeksikan kebutuhan daging sapi sepanjang tahun 2023 sebanyak 7.300,78 ton. Sayangnya, hanya 28 persen dari jumlah tersebut yang bisa dipenuhi oleh peternak lokal, sementara 72 persen sisanya harus didatangkan dari luar Kaltim.

Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat pada akhir tahun 2021, pemerintah pusat memberikan bantuan sapi indukan lokal sebanyak 1000 ekor ke Kaltim. Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, merasa prihatin atas situasi ini dan meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk segera melakukan pembenahan program, terutama menjelang tahun 2024.

Menurut Sapto, mengurangi ketergantungan pasokan sapi dari luar Kaltim memerlukan waktu, tetapi bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika didukung oleh program yang jelas dan terarah. Dia menyatakan bahwa Jawa Timur dan Sulawesi adalah provinsi-provinsi penyuplai sapi utama di Kaltim. Oleh karena itu, dalam pertemuan dengan Dinas Peternakan hari ini, Komisi II meminta agar program-program yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya harus lebih jelas, serta harus sejalan dengan rencana di tingkat kabupaten/kota.

Sapto menambahkan, “Di masa mendatang, Komisi II akan melakukan sinkronisasi antara sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hal ini bertujuan untuk melihat potensi yang ada secara menyeluruh, serta untuk mengatasi kendala-kendala yang telah ada selama ini.”

Program swasembada daging dan pangan bukan hanya sekadar wacana, melainkan merupakan cita-cita yang harus terus diperjuangkan dan dicapai secara bertahap. Ini melibatkan sejumlah aspek, mulai dari penentuan wilayah, pembangunan sarana prasarana, pemilihan bibit pertanian dan sapi indukan, hingga pengembangan pola pemeliharaan dan penggemukan sapi dengan metode yang benar.(adv)

Author: 

Related Posts