Urgensi Evaluasi dalam Sistem Pendidikan: Pandangan Salehuddin tentang Ujian Nasional dan Indikator Pendidikan

 Advertorial

itusudah.com

Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Salehuddin, mengungkapkan pandangannya mengenai pentingnya evaluasi dalam sistem pendidikan Indonesia. Menurutnya, meskipun Ujian Nasional (UN) dihapus, sebuah sistem pendidikan tetap memerlukan indikator yang jelas untuk menilai efektivitas proses pembelajaran.

“Tanpa UN, tetap diperlukan alat ukur atau indikator lain, seperti ujian kompetensi. Ini penting untuk memastikan metode pembelajaran yang diterapkan berhasil atau tidak,” ujar Salehuddin dalam wawancara via telepon, Rabu (6/11/2024).

Komentar Salehuddin ini menanggapi wacana tentang potensi pengembalian UN dalam sistem pendidikan Indonesia, menyusul pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, yang menyatakan akan mengkaji kembali pelaksanaan UN dengan mendengar aspirasi masyarakat pada bulan pertama masa jabatannya. Menurut Mu’ti, masukan dari para pemangku kepentingan diperlukan untuk menyusun kebijakan yang tepat dan relevan.

Mu’ti menekankan bahwa kebijakan terkait UN harus berdasarkan kebutuhan dan tuntutan zaman, sehingga UN bisa berfungsi sebagai alat evaluasi yang efektif, tanpa menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa. Menurutnya, UN tetap berperan penting dalam mengukur keberhasilan proses belajar-mengajar dan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Pemerintah resmi menghapus UN pada tahun ajaran 2021, menggantinya dengan Asesmen Nasional, yang mencakup Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar sebagai pengukur kualitas pendidikan. Asesmen ini tidak lagi menjadi penentu kelulusan, tetapi berfungsi untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran.

Salehuddin mendukung kebijakan ini dan menekankan bahwa indikator dalam pendidikan tidak perlu menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa. “Saya sepakat UN tidak menentukan kelulusan, tetapi setidaknya memberikan gambaran tentang sejauh mana proses pembelajaran tercapai,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa evaluasi dalam berbagai bentuk, baik UN maupun metode lain seperti uji kompetensi atau survei karakter, sangat penting untuk memastikan keberhasilan penerapan kurikulum di Indonesia. “Kita tetap memerlukan proses evaluasi untuk mengetahui efektivitas kurikulum, sehingga kualitas pendidikan nasional terus meningkat,” tutupnya. adv

Author: 

Related Posts