Sungai Mahakam Kembali Telan Korban: Perlunya Penanganan Serius di Teluk Lerong Garden

Peristiwa hilangnya nyawa anak-anak maupun orang dewasa saat berenang di Sungai Mahakam, tepatnya di dermaga sekitar Taman Teluk Lerong Garden, sudah beberapa kali terjadi.

Unit Siaga SAR Samarinda, yang beberapa kali melakukan pencarian korban tenggelam di sekitar taman tersebut, telah berkoordinasi dengan Satuan Polairud Polresta Samarinda untuk memasang papan larangan bermain dan berenang di area tersebut. Sayangnya, papan imbauan larangan yang dipasang pada tahun 2023 itu hilang, sehingga peristiwa tenggelamnya anak saat berenang kembali terulang. Koordinator Basarnas Pos SAR Samarinda, Riqi Efendi, mengatakan hal ini setelah melakukan operasi SAR pencarian Fahri (13), yang hilang tenggelam sejak Sabtu (22/6) lalu.

“Kami sudah pernah berkoordinasi dengan polisi (Satpolairud, Red) mengenai papan tersebut. Tetapi hilang. Nanti kami akan koordinasi lagi untuk memasang yang baru. Dan kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai larangan itu,” jelas Riqi.

Riqi menjelaskan bahwa kawasan Taman Teluk Lerong Garden sering dijadikan sebagai tempat berenang karena adanya dermaga yang bisa digunakan untuk berenang dan bermain. “Kalau tidak digunakan memang harusnya ditutup (dermaga, Red), supaya tidak ada yang berenang,” ujarnya. Riqi menambahkan, salah satu titik rawan di sepanjang aliran Sungai Mahakam adalah Taman Teluk Lerong Garden.

“Daerah Teluk Lerong adalah daerah teluk, jadi arusnya lebih deras. Apalagi saat kapal melintas, ada tekanan dari propeller atau mesin sehingga muncul pusaran-pusaran,” jelas Riqi. “Pusaran itu berasal dari dalam air. Entah di bawah itu ada batu atau yang lainnya, tapi itulah yang membuat air akhirnya berputar,” tambahnya.

Riqi mengungkapkan, pusaran di sekitar Taman Teluk Lerong Garden berjumlah tiga titik dengan diameter 3 sampai 5 meter. “Pusaran itu yang akan membuat siapa saja yang terikut akan berputar-putar di situ saja dalam waktu yang cukup lama,” pungkasnya. (Adv)