itusudah.com
Regina Anugerahanni Rosari, calon taruni Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda Lampung, telah menunjukkan keteguhan luar biasa dengan mengikuti seleksi Akpol sebanyak tiga kali. Ia mengungkapkan bahwa tujuan utamanya adalah mendapatkan pendidikan terbaik secara gratis untuk meringankan beban orang tuanya dan mendapatkan pekerjaan tetap.
“Ini tahun ketiga saya mendaftar Akpol, dan ini adalah tahun terakhir saya. Saya ingin mendapatkan pendidikan gratis sehingga tidak membebani orang tua terkait biaya pendidikan dan biaya sehari-hari. Saya juga ingin memiliki pekerjaan yang stabil,” ujar Regina, akrab disapa Regin, kepada detikcom di Gedung Fasdik Lama, Flat Taruni, Resimen Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2024).
Regina, yang lahir dari keluarga sederhana, mengungkapkan latar belakangnya. Ayahnya pernah bekerja sebagai satpam sebelum beralih menjadi karyawan di pabrik pakan udang, sedangkan ibunya adalah pedagang sembako di Pasar Beringin, Bandar Lampung.
“Kalau ibu saya pedagang sembako di pasar, toko kecil. Ayah saya dulu satpam, sekarang kerja di pabrik pakan udang,” cerita Regina, anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Dengan usia 20 tahun, hobi menulis dan tinju, Regina memiliki alasan kuat untuk mengikuti seleksi Akpol. Ia berharap bisa menuangkan ide-idenya dalam pelayanan masyarakat dan merasa menjadi perwira polisi dapat memudahkan implementasi ide-ide tersebut.
“Kenapa mau jadi perwira? Karena lebih mudah untuk mengaplikasikan ide dan berguna bagi masyarakat. Polisi kan tugasnya melayani dan melindungi masyarakat,” kata Regina.
Modal utama Regina dalam perjuangannya adalah kegigihan. Ia membagikan pencapaiannya dari tahun ke tahun, di mana pada seleksi pertama ia meraih ranking 3, pada tahun kedua ranking 2, dan pada seleksi ketiga ini ia berhasil meraih ranking 1 di tingkat panitia daerah.
“Modal saya hanya kegigihan. Tahun ini saya ranking 1 panitia daerah. Puji Tuhan,” ucap Regina.
Untuk mempersiapkan seleksi ketiganya, Regina menambah porsi belajar dan latihan jasmani. Ia mengikuti les psikologi dan akademik di beberapa tempat, serta berlatih tinju untuk tahap Pemeriksaan Penampilan (Rikpil).
“Saya menambah porsi belajar dan latihan. Les psikologi ada dua tempat, akademik ada beberapa offline dan online. Untuk jasmani, pagi saya lari, sore renang, malam boxing jika ada kelas,” jelasnya.
Regina menilai seleksi Akpol dijalani dengan adil dan transparan. Meski ada berbagai komentar tentang seleksi Akpol, ia merasa prosesnya humanis dan sesuai ketentuan.
“Saya berterima kasih kepada panitia atas sistem seleksi yang humanis dan transparan. Semua tes jasmani menggunakan sensor, ada gladi bersih, dan saat CAT soal diacak dan nilai langsung muncul setelah selesai,” pungkasnya.
Author: itusudah
Related Posts
TNI AL Gelar Naval Base Open Day: Pererat Hubungan dengan Masyarakat dan Peringati HUT ke-79
Sandiaga Uno dan Erick Thohir Siap Tinggalkan Rumah Dinas Menjelang Akhir Masa Jabatan
Prabowo Subianto Temui Sultan Brunei, Ajak Perkuat Kerja Sama Pertahanan
Kemenag Imbau Stasiun Televisi Tayangkan Azan Magrib Saat Misa Kudus Paus Fransiskus