itusudah.com – San Marino adalah tim sepak bola yang sering disebut sebagai tim terburuk sepanjang sejarah FIFA. Mereka telah menempati posisi buncit dalam peringkat FIFA selama beberapa tahun terakhir, dan prestasi mereka yang minim dalam hal kemenangan dan gol mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh negara ini.
San Marino saat ini menduduki peringkat FIFA di urutan 207, dan ini adalah peningkatan satu tingkat dari peringkat mereka sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena Eritrea, yang sebelumnya berada di atas mereka, dicoret dari daftar peringkat FIFA karena tidak bertanding selama empat tahun. San Marino telah berada di dasar peringkat FIFA sejak November 2018.
Kemenangan terakhir San Marino terjadi pada April 2004 ketika mereka mengalahkan Liechtenstein dengan skor 1-0. Gol tunggal dalam pertandingan tersebut dicetak oleh Andy Selva. Ini adalah satu-satunya kemenangan sepanjang sejarah San Marino, dan sejak saat itu, mereka telah gagal meraih kemenangan dalam 133 pertandingan.
Sejak tim nasional San Marino mulai berkompetisi pada tahun 1990, mereka hanya berhasil mencetak 28 gol. Ini adalah statistik yang mencerminkan kesulitan tim ini dalam mencapai hasil positif di level internasional.
San Marino adalah negara yang sangat kecil, dengan populasi sekitar 33 ribu orang. Negara ini tidak memiliki bandara atau stasiun kereta api, dan menjadi negara terkecil kelima di dunia. Meskipun demikian, tim nasional mereka terdiri dari pemain paruh waktu yang memiliki berbagai profesi, seperti montir, sopir ekspedisi, buruh pabrik perhiasan, dan lainnya. Pelatih tim, Fabrizio Costantini, bahkan bekerja di sebuah gudang mebel.
Salah satu hal yang membedakan San Marino dari tim nasional lainnya adalah bahwa semua pemain mereka adalah warga asli San Marino. Mereka tidak menggunakan naturalisasi untuk memperkuat tim mereka, seperti yang dilakukan beberapa negara lain. Kapten San Marino, Matteo Vitaioli, yang bekerja sebagai desainer grafis, merasa bangga bahwa tim mereka adalah tim yang murni dari San Marino. Ini adalah semangat yang memotivasi para pemain mereka meskipun mereka sering kali berhadapan dengan tantangan besar di kancah sepak bola internasional.
Related Posts
Pentingnya Peran Strategis Pemuda dalam Pilkada Serentak 2024
TNI AL Gelar Naval Base Open Day: Pererat Hubungan dengan Masyarakat dan Peringati HUT ke-79
Sandiaga Uno dan Erick Thohir Siap Tinggalkan Rumah Dinas Menjelang Akhir Masa Jabatan
Prabowo Subianto Temui Sultan Brunei, Ajak Perkuat Kerja Sama Pertahanan